Postingan

Gong

Gambar
Secara umum Gong merupakan alat musik yang terbuat dari leburan logam (perunggu dengan tembaga) dengan permukaan yang bundar (dengan atau tanpa Pencu). Gong dapat di gantung pada bingkai atau diletakkan berjajar pada rak, atau bisa ditempatkan pada permukaan yang lunak seperti tikar. Selain itu ada juga gong genggam yang dimainkan sambil berjalan ataupun menari. Gong yang memiliki suara rendah, ditabuh dengan pemukul kayu yang ujungnya di balut dengan karet.             gong asal gendang Ru'a Satarmese Fungsi alat musik gong adalah dimainkan sebagai bagian dari upacara keluarga, masyarakat, kerajaan, dan keagamaan. Selain dikenal sebagai alat musik, gong dianggap sebagai harta, mas kawin, pusaka, lambang status pemilik, perangkat upacara, dan lainnya. Di manggrai, Gong biasanya dimaikan bersama dengan Gendang sbagai pengiring suatu tarian dalam Ritual adat atau biasa dimainkan pada MBATA (Seni Musik Manggrai).

Lantai

Lantai pada Rumah Gendang terbuat dari papan kayu. Lantai dasar dan balok-balok anak cukup kuat sehingga dapat bekerja sama sebagai satu unit struktur yang mampu menahan tekanan dan menyalurkan beban (Ching 163). Sebagai bidang yang menyangga aktivitas interior dan perabot kita, lantai harus terstruktur sehingga mampu memikul beban tersebut dengan aman dan permukaannya harus cukup kuat untuk menahan penggunaan dan aus yang terus menerus (Ching 162). Lantai adalah bidang ruang dalam yang datar dan mempunyai dasar yang rata. Lantai pada Rumah Gendang berfungsi sebagai tempat untuk beristirahatnya masyarakat dan beralaskan tikar.

Compang

Compang adalah sebuah tempat khusus untuk persembahan yang letaknya di  tengah kampung, tersusun dari batu pilihan dan di tengahnya diletakkan batu ceper  (watu lempe). Persembahan ditujukan kepada para roh kampung (naga tana), roh leluhur (wura agu ceki) dan Wujud Tertinggi (Morin agu Ngaran, jari agu Dedek-Tuhan  Sang Pemilik, Tuhan Sang Pencipta. Bentuk Compang hampir sama untuk setiap tempat di Manggarai. Ada yang bulat telur atau elips, ada juga yang segi empat. Pada umumnya,di atas sebuah Compang terdapat haju langke (pohon beringin) yang sengaja ditanam. Soal letak Compang, kerap Compang memiliki posisi antara rumah adat (Mbaru Gendang) dan kuburan (boa). Tinggi Compang bervariasi, Mulai dari 50 cm sampai 150 cm, Lebarnya mulai dari 100 cm sampai 200 cm, Panjangnya mulai dari 200 cm hingga 300 cm. Tak ada tata aturan baku yang secara khusus membahas soal ukuran yang pasti, tinggi, lebar dan panjangnya cukup untuk melangsungkan persembahan sesuai dengan maksud dan i

Ngaung

Ngaung (kolong rumah) adalah bagian sebelah bawah dari mbaru gendang. Ngaung dalam mbaru gendang melambangkan dunia bawah, dunia penuh dengan kegelapan, dunia orang mati. Orang Manggarai meyakini, setan atau roh-roh halus yang hendak mengganggu kehidupan manusia, datang dan tinggal di bawah kolong rumah sebelum mengganggu manusia.  Orang Manggarai sering mengatakan “jaga poti wa ngaung” (awas setan di kolong rumah). Hal ini menunjukan bahwa setan tidak jauh dari kehidupan manusia, setan tinggal di bawah ruang kehidupan manusia.

Video Ujian Tengah Semester

Mendiskripsikan bagian-bagian Rumah Gendang atau Rumah Adat manggarai

Sapo (tungku api)

Gambar
Di dalam mbaru gendang hanya memiliki satu sapo (tungku api). Dari beberapa kilo (keluarga) yang mendiami mbaru gendang hanya menggunakan satu tungku yang sama. Tungku api ini berada di tengah-tengah.  Hal ini menunjukan bahwa ada suatu ikatan persaudaraan yang sangat akrab. Satu tungku api ini menunjukan bahwa keharmonisan dan kebersamaan di mulai dari dalam rumah kemudian baru keluar. Hal ini tidak mengindikasikan bahwa tidak adanya konflik. Konflik itu tetap ada tetapi proses penyelesainnya dilakukan secara bersama-sama dari setiap keluarga yang mendiami mbaru gendang. 

Lo'ang (Kamar)

Gambar
Kamar merupakan sebagai tempat istirahat untuk melepas lelah dari segala aktivitas sehari-hari. Kamar dalam mbaru gendang berbeda dengan kamar rumah biasa. Kamar tidur dalam mbaru gendang dibuat sesuai dengan banyaknya keluarga yang berhak untuk mendiami mbaru gendang.  Biasanya keluarga yang mendiami mbaru gendang adalah keluarga yang memiliki status sosial sesuai dengan garis keturunannya. Keluarga yang menempati molang (kamar) dalam mbaru gendang ini perwakilan dari panga (cabang) suku dari suatu desa.  Biasanya keluarga yang dipilih untuk menempati kamar dalam rumah adat ini dipilih dari setiap keluarga panga yang bersangutan. Setiap kilo (keluarga) yang mendiami kamar dalam mbaru gendang memiliki hak atas kamar yang diempati, tetapi tidak berhak mencampuri urusan kilo (keluarga) yang lain. Singkatnya kamar di rumah gendang merupakan ruangan privasi dari setiap panga atau setiap keluarga di kampung tersebut.